watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PENGALAMAN BINAL

Cerita ini adalah cerita sebenarnya mengenai
pengalaman hidup saya ketika saya masih kuliah
di Bandung. Saat ini saya sudah bekerja di salah
satu perusahaan BUMN terkenal di dekat Gedung
sate. Di dalam cerita ini saya mengubah nama
dan settingnya untuk menjaga identitas asli
orang-orang yang terkait di dalam cerita ini tanpa
mengurangi jalannya cerita.
Semuanya dimulai ketika saya masih menjalani
usaha jual-beli komputer. Kegiatan saya cukup
banyak menyita waktu kuliah saya dan
menyebabkan kuliah saya sedikit terbelengkalai.
Saya sering dipanggil dengan nama Boby, dan
rekan kerja saya Martin. Pada suatu sore saya
dan Martin mampir ke tempat penjualan
Komputer milik rekan usaha kami juga. Sampai
di sana kami hanya membicarakan masalah
penjualan komputer saja hingga tokopun
ditutup. Yang menjaga toko di situ terkenal suka
main wanita, padahal dia sudah memiliki istri dan
anak, saya memanggilnya Jefri. Ketika saya dan
Martin ingin pulang, Jefri ternyata ingin ikut kami,
maka kamipun tanpa keberatan menyetujuinya.
Hari itu kami pulang naik mobil saya yang tidak
menggunakan kaca film, jadi kalau orang di jalan
melihat kami seperti ikan di dalam aquarium.
Di dalam perjalan pulang tiba-tiba Jefri mengajak
kami untuk jalan-jalan dulu, alasannya malam ini
adalah malam minggu. Kamipun setuju-setuju
saja, soalnya saya dan Martin lagi kosong (lagi
tidak punya pacar), jadi tidak punya kegiatan
ngapel malam minggu.
"Daripada kami bengong di rumah, mendingan
kami main-main aja ke tempat cewek kenalan
gue." kata Jefri dengan wajah mesumnya.
"Kalo gue sih ok-ok aja, gimana lu, Tin?" Tanya
saya ke Martin.
"Jekas gue sih ok aja, gue udah BT seminggu
ini," katanya sambil mengiyakan.
Agak lama kami sampai juga ke tempat kosnya
Mira kenalan Jefri di daerah Tubagus Ismail.
Waktu itu sudah jam 8 malam, jadi jalanan
macet karena malam minggu di Jl. Juanda ramai
orang menimati malam. Ternyata kos-nya Mira
adalah kos-kosan khusus wanita yang ramai
dengan gadis cantik. Saya senang sekali dan
pasti sama dengan Martin, soalnya kami sudah
lama tidak dekat dengan gadis setelah putus
hubungan dengan pacar kami masing-masing.
Ketika sampai di depan kamarnya Mira yang
lumayan besar itu kami tertegun sebentar karena
melihat pemandangan yang indah di depan mata
kami. Ada 3 orang gadis cantik dan seksi sedang
bermain monopoli sambil tiduran di atas ranjang
springbed yang lumayan besar.
"Hai, jeff.. udah lama ngga ke sini, tumben, ehh
siapa tuh? Temen lu?" kata Mira dari dalam
kamarnya.
"Biasa, gue kan sekarang lagi sibuk, nah
kebetulan mampir. Kenalin nih temen gue. Boby
dan yang satunya Martin."
"Ehh, ngomong, ngomong siapa tuh temen lu
berdua yang cantik di dalam?" tanya Jefri yang
melihat ada dua cewek yang cantik dan sexsi lagi
tidur-tiduran di ranjangnya Mira sambil
tersenyum ke arah kami.
"O..ya, temen gue, Mona sama Jeni." Kata Mira.
"Gila." dalam hati kata saya, rupanya kedua
temennya tidak beda dengan Mira yang memiliki
tubuh yang sensual dengan buah dada ukuran
36B dan kulitnya yang putih mulus. Saat itu saya
sempat membayangkan kalau tangan saya
merabanya, pasti akan asyik. Mira berbeda
sedikit dengan kedua temannya karena tubuhnya
sedikit lebih tinggi dan rambutnya digerai laksana
perempuan nakal yang saat itu hanya
menggunakan daster merah yang lipatan
dasternya hanya 15 cm di atas lututnya.
Pamandangan seperti itu membuat kami
terutama saya terangsang. Sedangkan Jeni dan
Mona hanya memakai tentop dan celana pendek
jeans belel yang semakin memamerkan paha
mereka yang putih mulus itu.
Setelah diajak masuk ke kamarnya, kami
langsung pura-pura akrab dan kami mengambil
posisi pasang-pasangan, saya dengan Mona,
Martin dengan Jeni dan tentunya Jefri dengan
Mira. Kami saat itu sedang bermain monopoli.
Rupanya kebiasaan Jefri yang suka datang ke
kamar Mira itu sudah dianggap biasa sama Jeni
dan Mona dan mereka sepertinya sudah
mengetahui kalau di antara Jefri dan Mira sering
bercinta di situ. Jeni dan Mona sepertinya tidak
malu-malu dan bahkan mereka langsung
merangkul kami sambil tertawa karena
menikmati permainan monopoli tersebut.
Tidak lama, mungkin sekitar 10 menit lamanya
kami bermain, Jefri menawarkan permainan
baru kepada kami.
"Wah seru banget nih kalau kita mainnya pake
aturan baru." Kata Jefri.
"Kaya apa Jef?" Tanya Jeni.
"Gimana kalau yang kalah buka baju," kata Jefri
yang dari tadi tangannya sibuk meraba
pantatnya Mira.
"Ok, setuju." Kami kompakan menjawab.
Rupanya hasrat seperti itu sudah dari tadi kami
pendam, dan untungnya Jefri pintar mengambil
situasi dan permainanpun dimulai dengan
timnya Jeni dulu yang pertama membuka
pakaian. Permainan terus berlanjut sampai
kepada timnya Jefri dan Mira yang sudah
telanjang bulat ternyata masih kalah lagi, dan
kami minta hukumannya saling ciuman. Mereka
memang sudah biasa, tapi hal itu membuat kami
semua yang menontonnya menjadi terangsang,
apalagi ciuman mereka sambil meraba-raba
begitu. Pemandangan saat itu merangsang saya
yang saat itu hanya tinggal CD membuat burung
saya menegang hingga kepalanya keluar dari CD
karena kebetulan burung saya kalau sudah
menegang bisa sampai 17 cm. Rupanya tidak
beda dengan Martin yang dari tadi terlihat sudah
mesra sekali dengan Jeni yang saat bermain
mencium pipinya terus. Gelagat menegangnya
burung kami terlihat Mona dan Jeni yang
cekikikan melihatnya, tetapi dengan nakalnya
mereka memegang burung saya dan Martin
dengan penuh gairah. Awalnya hanya
memegang tetapi lama-kelamaan Mona mulai
memainkan tangannya naik turun. Saya tidak
tinggal diam, sayapun langsung meraba buah
dadanya dengan belaian dan remasan mesra.
Sebenarnya pengalaman saya dalam melakukan
seks dengan wanita hanya baru berciuman
dengan pacar saya sendiri. Hal serupa juga
dialami oleh Martin dan pasangannya Jeni.
Tidak tinggal diam, saya langsung mengajak
Mona yang dari raut wajahnya sudah mencapai
nafsu birahi setelah memegang burung saya ke
kamar mandi Mira yang kebetulan berada di
dalam kamar itu juga. Tanpa ada penolakan,
Mona saya tuntun ke kamar mandi sambil kami
berciuman bertukar lidah. Mona yang CD-nya
sudah basah langsung saya buka setelah
menutup pintu kamar mandi, saya memilih
kamar mandi karena saya sebenarnya baru kali
ini telanjang bulat di depan gadis yang juga
sudah telanjang bulat kecuali hanya tinggal CD
yang menutupi badan kami. Entah kegilaan apa
yang sudah saya lakukan malam itu, perasaan
saya jadi sedikit ragu ketika Monapun tanpa
kelihatan malu-malu membuka CD saya dan
kemudian menjilati burung saya dalam posisi
jongkok, tapi memang nikmatnya terasa sampai
ke ubun-ubun saya waktu itu, sehingga saya
tidak berpikir panjang lagi dan langsung
meremas buah dadanya yang padat, putih,
mencuat dengan puting merahnya yang mungil
seperti buah ceri di atas es cream vanila.
Permainan terus berlanjut dengan kami berganti
posisi, saya awalnya ragu, karena kemaluannya
yang lebat ditumbuhi bulu halus itu baru kali ini
saya lihat dari jarak dekat. Saya memulainya
dengan menyibakkan bulu-bulu halus itu pelan-
pelan.
"Ehh.. enak Bob.. kamu.. ahh.." rintihnya.
Mendengar rintihan itu saya langsung
membenamkan muka saya ke bulu-bulu halus
itu dengan memainkan lidah saya di sekitar
clitorisnya. Lagi-lagi Mona mendesah, dan kali ini
malah meremas-remas rambut saya sambil
sedikit-sedikit dia menggoyangkan pinggulnya
karena kegelian nikmat. Sambil terus menjilati
kemaluannya yang semakin membasah itu, saya
mendudukkan Mona di pinggiran bak mandi
agar Mona terasa nyaman.
"Terus Bob, terus.. saya ingin, ehh.." Kata-
katanya tak sempat diteruskan karena saat itu
Mona menggeliat karena orgasme dan dari
kemaluannya mengalir cairan bening yang
baunya tidak pernah akan saya lupakan.
Tangannya semakin keras menjambak rambut
saya karena hebatnya dia mengalami orgasme.
Kami bertukar posisi, kemudian dia langsung
memeluk saya dan mengangkat kakinya dengan
tangannya menuntun burung saya ke
kemaluannya yang sudah basah itu.
"Bob, ayo kamu masukkan punya kamu ke meki
gue, gue udah ngga tahan lagi.." desaknya.
"Seperti ini?" Tanya saya pura-pura polos sambil
mencoba mengarahkan burung saya ke
kemaluannya yang masih sempit itu.
"Ehh.. aduhh.. pelan-pelan ya Bob.. saya belum
terbiasa.." Katanya lirih.
Saya mendorong pelan-pelan dan ahirnya
masuk setengah burung saya yang lumayan
besar untuk kemaluannya. Saya memulai
dengan mendorong dan menarik pelan-pelan
sambil mencium bibirnya dengan mesra dan
tangan kanan saya meremas-remas halus buah
dadanya.
"Ehmm.. enak Bob.. terus Bob.. tekan
lagi..sam..pai masuk semua..ohh.." desahnya
tak karuan karena merasa kenikmatan yang
dasyat saat itu.
Saya menusukkan burung saya makin lama
makin ke dalam dan semakin cepat frekuensinya.
Bunyi decakan terdengar karena gerakan saya
diikuti oleh gerakan pinggulnya yang ke kiri-
kanan itu. 20 menit berlalu dengan posisi itu dan
ahirnya saya mencapai puncak.
"Gue mau keluar nih..keluarin di dalam?" Tanya
saya sambil terus memasuk-keluarkan burung
saya.
"Keluarin aja di dalam bob.. gue juga kayaknya
mau keluar lagi.. ohh.." Jawabnya sambil terus
menggila berciuman.
Kami ahirnya mencapai puncak kenikmatan
hampir bersamaan, dan tubuh kami saling
berpelukan sangat erat dalam posisi berdiri.
Nafas kami berdua terengah-engah dan kamipun
menghentikan gerakan sambil berciuman
sampai lama.
"Gue sayang sama lu Bob..gila enak banget
Bob." Kata Mona di dekat telinga saya yang dari
tadi juga menjadi sasaran lidahnya yang haus
itu.
"Lu nggak apa-apa kan Mon..? Gue baru kali ini
ngerasaain yang kaya gini.. gila enak banget
Mon." Kata saya.
Kami kemudian mandi bersama dan
membersihkan diri. Ketika keluar dari kamar
mandi rupanya kedua pasangan Jefri-Mira dan
Martin-Jeni menertawai kami berdua. Rupanya
mereka juga melakukan hal yang sama seperti
yang kami lakukan di kamar mandi, bedanya
mereka melakukan di ranjangnya Mira dan
mereka melakukannya berempat bersamaan.
Sambil malu-malu saya mengambil pakaian saya
dan kemudian bermesraan lagi dengan Mona.
Dan perasaan saya saat itu senang sekali. Saya
dan Mona bermesraan di Sofa tidak
menghiraukan keberadaan teman-teman yang
lain sampai ahirnya Jefri dan Martin mengajak
pulang karena saat itu sudah hampir jam 12
malam. Walaupun sedikit bebas di lingkungan
kosannya Mira, tapi kami masih merasa tidak
enak kalau-kalau ada tetangga di situ yang
menegur gara-gara kami bertamu kelewat batas.
"Bob, mau pulang sekarang..? Telpon gue yahh
besok..?" Rayunya sambil mencium pipi saya
yang terahir kalinya sebelum pulang.
Kami pulang dengan masing-masing
menyimpan cerita dan pengalaman yang
terindah malam itu. Di perjalanan kami saling
menceritakan apa saja yang sudah kami lakukan
tadi, dan sejak saat itu saya dan Mona
berpacaran rutin sampai 2 tahun.
Tamat


Adult | GO HOME | Exit
1/847
U-ON

inc Powered by Xtgem.com